Pengen cari info2 baru tentang dunia Game?? Silahkan Tanya aja sama Mbah google di bawah ini:
Custom Search

Senin, 08 September 2008

Angka-angka Ajaib Dalam Kitab Suci

Angka adalah suatu hal yang tidak dapat dipisahkan
dari kehidupan manusia. Bagaimana tidak, setiap manusia mempunyai 1
kepala, 2 tangan, 2 kaki, dan seterusnya. Namun hakikatnya, tidak
sesederhana itu. Orang Mesir kuno pada mulanya tidak mengenal angka,
karena mereka lebih memperhatikan lukisan daripada hitungan. Tulisan
heroglipnya dipergunakan untuk menggambarkan sesuatu. Misalnya, seorang
istri pergi, dilukiskan dengan seorang perempuan sedang berjalan, dan
sakit dilukiskan dengan perempuan sedang tidur.

Ketika angka
bilangan berkembang lukisanpun berulang. Saat ingin mengatakan saya
datang dengan istri-istri saya 3 orang ia melukiskan seorang laki-laki
berjalan dengan gaya membungkuk di ikuti 3 perempuan dengan paras
jelek. Dan jika sedang berlibur bersama 3 orang kekasihnya, ia melukis
laki-laki tidur bersandar pada 3 orang perempuan yang molek dan centil.
Akan tetapi, masalah muncul kemudian apabila angka tersebut semakin
membengkak, bagaimana seorang pedagang di Alexandaria misalnya memesan
5000 ekor ikan? sedangkan untuk menggambar 5000 ekor ikan tersebut
sudah pasti akan mengkonsumsi semua kertas papirus yang ada di seluruh
mesir.

Bangsa Irak yang terkenal pemalas memiliki ekspresi lain.
Mereka menciptakan hurup bunyi. Misalnya, mereka menggambar 3 ekor ikan
dengan menuliskan: "tiga ekor ikan", 1000 ekor ikan dengan "seribu ekor
ikan". Menyusul bangsa Romawi memperkenalkan angka-angkanya yang khas
dengan garis-garis horizontal: III artinya tiga, V artinya lima dan
seterusnya. Namun angka-angka ini tidak luput dari kelemahan. Ia akan
terbentur disaat berhadapan dengan proses hitung menghitung. Bagaimana
membagi, menambah dan mengali?. Bagaimana menulis 20 orang wanita
dengan seratus buah lidi-lidi romawi tadi?. Disini dibutuhkan angka
pembantu.

Titik lemah ini ditutup oleh ilmuwan India dengan
memperkenalkan telor sebagai indikasi angka nol. Sepuluh ribu orang
India meninggal karena kelaparan menuliskan angka 1 dengan empat butir
telor dibelakangnya = 10000.

Demikianlah ilustrasi tentang
kronologi perkembangan angka berdasarkan masa periodiknya hingga yang
kita kenal sekarang ini. Namun yang menarik untuk dikaji dari fenomena
angka tersebut adanya penyebutan angka dalam al-Qur’an yang mengandung
nilai kemuk’jizatan yang tidak kita dapatkan dalam kitab suci manapun.

Berikut
ini penulis akan mengetengahkan beberapa contoh saja yang menggambarkan
ketinggian informasi dan ilmu pengetahuan yang terkandung didalam
al-Qur’an.

JC. Batler, guru besar di Colleg du France pada tahun
1982 mengemukakan penemuannya bahwa umur bumi ini diperkirakan mencapai
18 milyar tahun. Spektakulerkah ide ilmuwan perancis ini?. Tidak.
Penemuan Batler ini ternyata telah dikemukakan oleh al-Quran 14 abad
yang lalu.

Contoh pertama dalam al-Quran, Allah SWT berfirman:

«Sesungguhnya satu hari disisi Tuhanmu adalah laksana hitungan seribu tahun menurutmu» (Q.S :Al Hajj : 47).

Firman Allah SWT yang lain:

«Para malaikat dan Jibril naik menghadap Allah dalam sehari yang kadarnya lima puluh ribu tahun» (Q.S :Al Ma'arij : 4).

Allah
tidak menyebutkan kalimat «lima puluh ribu tahun menurut perhitunganmu»
pada ayat yang kedua karena hari yang dimaksud pada ayat tersebut
adalah menurut perhitungan Allah (1 hari = 1000 tahun). Dan hari dengan
hitungan inilah yang diyakini sebagai umur bumi, wallahu'alam, dengan
perhitungan sebagai berikut :

(50.000 x 30 = 18.250.000) hari
(menurut perhitungan Tuhan), sedangkan sehari bagi Tuhan sama dengan
1000 tahun hitungan manusia sebagaimana dalam Q.S :Al Hajj : 47.

Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa umur bumi semuanya adalah (50.000 x 30
= 18.250.000) hari Tuhan. Jikan angka ini dikalikan 1000 tahun (hari
manusia) sama dengan (18.250.000.000) tahun manusia (baca: 18 milyar
250 juta tahun). Subhanallah…! Kalau hal ini menunjukkan suatu indikasi
yang benar, maka penyebutan angka di dalam Al Qur'an sungguh merupakan
mu'jizat yang sangat luar biasa.

Contoh kedua, Firman Allah yang berbunyi:

«dan mereka tinggal dalam goa mereka tiga ratus tahun dan ditambah sembilan tahun» (QS. Al Kahfi: 25).

Apakah
rahasia dari kalimat "tiga ratus tahun ditambah sembilan tahun"? kenapa
Allah tidak menyebutkan langsung bahwa mereka tinggal di dalam goa
selama 309 tahun?. Ternyata dalam konteks ini, Al Qur'an menyingkap
rahasia dua penanggalan yang lumrah di pakai oleh umat manusia
sekaligus yaitu Hijriyah dan Masehi (baca: Penanggalan Islam dan
Penanggalan umum). Jika dihitung dalam penanggalan Masehi, maka Ashabul
Kahfi (penghuni goa) berdiam di goa selama 300 tahun, sementara kalau
dihitung dalam penanggalan Hijriyah, maka mereka berdiam di sana selama
309 tahun. Masehi lebih dahulu di sebutkan dari Hijriyah karena
penanganggalan Masehi lebih tua dari penanggalan Hijriyah.
Penjelasannya:
  1. 300 tahun Masehi = 300 x 365,2422 hari = 109572,66 hari
  2. 300 tahun Hijriah = 300 x 354,36056 hari =106310,11 hari

Perbedaan jumlah hari keduanya adalah 3262,55 hari. Maka jumlah tahun bagi keduanya adalah sebagai berikut:


@ 3262,55 : 354,36056 = 9,20669 tahun Hijriah (9 tahun)
@ 3262,55 : 365,2422 = 8,93256 tahun Masehi (88,9 atau 9 tahun).

Disini
jelas bahwa Allah ingin mengenalkan kepada manusia dua konsep
penanggalan dan menyerahkan kepada manusia untuk memilih penanggalan
yang menenteramkan jiwa, kendatipun penanggalan Hijriah lebih spesifik
milik umat Islam. Rasulullah bersabda : « Janganlah senang meniru orang
Yahudi ». Wallahu'aalambishawab….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Belum punya akun paypal?? klik aja banner di bawah ini, caranya gampang ko!!

Sign up for PayPal and start accepting credit card payments instantly.